Tutankhamun adalah firaun muda yang misterius, meninggal di usia 20 tahunan |
Media memberitakan desas-desus bahwa penggalian sudah memakan korban karena kutukan dari firaun. masyarakat inggris dan internasional menjadi sangat tertarik, di satu sisi mereka penasaran dan ingin mengetahui apapun mengenai penemuan tersebut. tetapi di sisi lain mereka juga ragu-ragu mengingat dengan standar etis apapun tidak pantas untuk mengganggu atau mengusik makam orang lain, apalagi yang jauh lebih tua dari mereka.
Kegiatan penelitian dinilai sama buruknya dengan pencurian karena bukan hanya harta bendanya yang akan dibawa tetapi jasad-nya pun akan diganggu dengan penelitian forensik. karena itu masyarakat tanpa sadar menjagokan sang firaun dengan kutukannya. tim peneliti sempat dianggap sebagai penjahat berkedok pengetahuan. berbagai tokoh ikut menyumbang suara dan menyulut kontroversi soal pembenaran penggalian makam dan bahaya yang ditimbulkan.
Pada bulan Maret 1923 insan media mendapatkan berita yang mereka tunggu, Carnarvon sponsor dan kepala penelitian makam Tutankhamun meninggal secara mendadak karena digigit oleh nyamuk. pemberitaan menjadi liar dan insan media meraup untung besar dari cerita kutukan yang menjadi kenyataan. disebutkan kematiannya disusul dengan kematian lain yang disembunyikan oleh para peneliti. kisah kutukan tersebut kemudian menjadi legenda.
Howard Carter wakil kepala ekspedisi sedang memeriksa sakrofagus Tutankhamun |
Tetapi apakah semua ini benar?
Nyatanya, Carnarvon atau George Herbert, Earl (status bangsawan) ke 5 dari Carnarvon, sudah tidak lagi berusia muda yakni 57 tahun pada saat ia meninggal. ia diberitakan dengan salah sebagai orang yang masih muda dan sehat. Carnarvon juga memiliki penyakit kambuhan yang diderita sejak kecelakaan bermotor puluhan tahun sebelumnya yang membuat paru-paru dan pernafasannya lemah.
Ditambah dengan situasi penggalian yang berat dengan iklim dan udara mesir yang ekstrim dibandingkan dengan Inggris tentu membuat fisiknya semakin loyo. diketahui Carnarvon sakit ketika sedang berlibur setelah penggalian dihentikan sementara. alasannya karena crew penggalian dan para peneliti kelelahan setelah bekerja tanpa hentik setidaknya dari bulan November hingga Februari.
Dalam sebuah perjalanan berlayar di sungai aswan ia mengalami gigitan nyamuk yang mengandung bakteri asing yang menyebabkan kemerahan. gigitan itu sendiri tidak berbahaya dan hanya menyebabkan bentol besar, tetapi kemudian menjadi parah karena beberapa hari kemudian tanpa sengaja terkena pisau cukur kumis yang membuat bekas gigitannya menjadi infeksi.
Beberapa hari kemudian ia baru merasa sakit dan mencari pengobatan tetapi perlu pergi ke kota Kairo. setelah beberapa hari dalam perjalanan, infeksi dan keracunan darah yang dialaminya sudah terlanjur parah bagi para dokter untuk diobati. bakteri dari nyamuk masuk ke dalam pembuluh darah karena luka di wajah. hal ini membuat paru-parunya yang lemah terkena pneumonia sehingga fatal baginya yang sudah tidak lagi muda
Tampang Carnarvon yang badass dan hidupnya seperti Idiana Jones membuatnya terlihat lebih muda daripada sebenarnya |
Yang membuat sensasi adalah bagaimana Carnarvon pada waktu itu memiliki reputasi layaknya cowboy. dengan wajah tangguh seperti cak Noris sehingga kematiannya karena sebab gigitan serangga yang sepele membuat banyak orang tidak percaya. pasti ada sebab lainnya, pikir mereka. padahal secara medis hal tersebut sangatlah wajar. lalu bagaimana dengan kematian-kematian lainnya yang panas diberitakan oleh seluruh media dunia?
Sebenarnya gak lebih daripada judul bombastis tanpa isi faktual. masalah berawal ketika Carnarvon dan tim nya menyadari bahwa bahwa makam yang mereka gali walaupun terdapat terowongan penjarah makam kuno ternyata masih memiliki segudang harta yang belum dijarah. mereka bersumpah untuk merahasiakan hal ini dan menyegel ruangan tersebut kembali karena tujuan mereka adalah arkeologi, bukan harta karun.
Sayangnya rapatnya mulut mereka membuat media yang berjaga di luar penggalian menjadi kelaparan. situasi semakin panas karena sedikitnya informasi membuat masyarakat dunia semakin penasaran dan mau membayar untuk berita apapun, baik benar ataupun gosip mengenai penggalian tersebut. seketika tempat penggalian dikepung oleh ratusan insan media dari berbagai dunia.
Pada rentang waktu beberapa bulan saja jurnalis yang kebosanan mulai menulis novel tentang kutukan firaun. tetapi yang paling laku keras adalah cetakan ulang sebuah novel bertema sama yang pertama kali dicetak beberapa puluh tahun yang lalu. cerita fiksi ini menyita perhatian masyarakat dunia dan kemudian menjadi dasar bagi novel lainnya dan film hollywood yang mencoba meraih untung dari tema yang sama.
Dicetak 1869 oleh Louisa May Alcott, seorang novelis dan pengarang puisi |
Tidak habis sampai di situ, setelah lewat beberapa belas tahun kematian setiap anggota tim peneliti lainnya selalu dihubungkan dengan kutukan firaun. baik yang meninggal karena penyakit ataupun karena kecelakaan bermotor. padahal pada waktu itu kendaraan bermotor memang memiliki risiko yang tinggi karena teknologi keselamatan mobil yang praktis belum ada dan jalanan serta aturan lalu lintas yang belum memenuhi standar.
Belum lagi faktor usia dimana para peneliti yang diberangkatkan ke mesir untuk penelitian Tutankhamun adalah yang terbaik di bidangnya. kebanyakan adalah peneliti senior dengan segudang pengalaman, konsekuensinya tentu mereka semua bukan anak muda. gosip tentang kutukan yang selalu diulang-ulang akhirnya membuat gerah kalangan akademisi dan salah seorang diantaranya memutuskan untuk meneliti fakta yang ada.
Herbert Winlock di tahun 1934 membeberkan hasil studinya yang menyebutkan bahwa hanya 6 orang dari 26 yang hadir ketika pembukaan makam yang meninggal dalam kurun waktu 10 tahun sejak makan dibuka. diantara mereka hanya Carnarvon yang meninggal secara mendadak. menariknya rombongan yang paling pertama masuk ke dalam ruangan makam yakni Howard Carter baru meninggal 16 tahun kemudian di usia 64 tahun.
Lady Evelyn yang juga memaksa masuk ke dalam rombongan pertama baru meninggal di tahun 1980, puluhan tahun setelah kejadian. kalau memang benar ada kutukan seharusnya kedua orang ini kena duluan sebelum anggota lainnya. namun yang paling jelas adalah bagaimana professor Douglas Derry baru meninggal pada tahun 1961 di usia 87 tahun.
Proses otopsi pertama pada mumi firaun Tutankhamun, dihadiri oleh banyak ahli |
Douglas Derry adalah dokter yang melakukan otopsi jenazah Tutankhamun. dari sudut pandang kutukan seharusnya ia merupakan target yang paling utama mengingat ia "merusak" tubuh jenazah dalam proses otopsi. ternyata ia kebal terhadap kutukan. padahal setelahnya ia tinggal dalam masa konflik politik di mesir setelah perang dunia ke 2 dan sempat ditembak oleh seorang aktivis. tetapi ia tetap sehat hingga usia tua dan meninggal di Inggris.
Masuk ke abad modern, di tahun 2002 peneliti lain yakni Mark Nelson dari Monsah University Melbourne mengukuhkan studi tersebut. dari 25 orang yang paling mungkin terkena kutukan semuanya meninggal rata-rata di usia lanjut 70 tahun. padahal di tahun 1990 usia harapan hidup adalah 47 tahun, dengan catatan yang menembus usia 65 tahun kemungkinan bisa mencapai 76 tahun. secara usia kematian mereka adalah wajar, tidak dipengaruhi oleh kutukan.
Artikel ini bersumber dari (sebagian diterjemahkan langsung dan sebagian ditambahkan dari sumber lainnnya) : http://www.historyextra.com/article/feature/mummy-who-tried-get-carter
0 Response to "Kutukan Firaun, Siapa yang takut?"
Posting Komentar