Sosok jenderal Han Xin dalam karya sastra modern-klasik |
Lahir pada 231 BC, Han Xin kehilangan ayahnya ketika kecil sehingga keluarganya menderita kemiskinan. ketika tumbuh besar walaupun bukan berandalan tetapi ia tidak disukai oleh kerabatnya karena selalu bergantung pada mereka untuk makan dan kehidupan sehari-hari. hal yang ia suka lakukan hanyalah berlatih ilmu pedang.
Ia senantiasa membawa pedang latihannya ketika berpergian dan pada suatu waktu dicegat oleh preman yang menantangnya untuk bertarung atau merangkak di bawah kakinya. banyak orang melihat keributan kecil tersebut, Han Xin sadar kalau pertarungan bisa membuatnya menjadi kriminal sehingga ia tidak meladeni ejekan dan memilih merangkak.
Sepeninggal ibunya kerabatnya pun menolak membantunya karena ia tidak kunjung bisa menghidupi dirinya sendiri. akibatnya ia hampir mati kelaparan apabila tidak ditolong oleh seorang nenek tua yang memberinya makan dan merawatnya selama beberapa hari. Han Xin berjanji akan membalas kebaikannya tetapi sang nenek hanya mengiyakan tanpa mau menyebutkan nama.
Kedermawanan sang nenek yang menolong orang kesusahan tanpa pamrih adalah contoh nilai moral yang dikagumi |
Selang beberapa tahun, kekaisaran Qin mengalami perpecahan. tiap daerah merekrut prajurit dan memberontak untuk mendirikan kerajaan leluhur mereka kembali. Han Xin ikut menjadi prajurit, walaupun menunjukkan kepintaran mengenai permasalahan militer tetapi karena masih berusia muda dan memiliki latar belakang kurang baik ia hanya dijadikan pelayan tenda.
Karena sarannya tidak pernah digunakan maka Han Xin menyeberang ke kubu Liu Bang. tidak lantas membaik justru ia hendak dihukum mati karena teledor dan melanggar hukum militer. nasibnya hampir pasti berakhir tragis apabila tidak diselamatkan oleh seorang jendral yang mengenalnya. atas rekomendasi sang jendral ia mendapatkan posisi baru di bagian logistik.
Di posisi yang baru, Xiao He salah seorang penasihat Liu Bang menyadari bakat sang pemuda dan merekomendasikannya. tetapi Liu Bang yang berasal dari keluarga petani sekalipun tidak terkesan dengan pribadi Han Xin. mungkin karena masih terlalu muda sehingga tidak terlihat meyakinkan atau karena melihat penampilan dan fisiknya yang biasa-biasa saja.
Perpecahan setelah kehancuran kekaisaran Qin, pojok kiri (Han) adalah wilayah Liu Bang |
Setelah kejatuhan kekaisaran Qin, Liu Bang diangkat menjadi raja muda. tetapi hanya mendapatkan daerah pedalaman, seperti tempat pembuangan karena ditakuti oleh lawan-lawannya. banyak perwira dan pengikutnya yang meninggalkannya sebab merasa terasingkan dari peradaban di wilayah yang demikian jauh dari ibukota atau kota asalnya.
Dalam kondisi demikian, Han Xin tetap tidak kunjung mendapatkan posisi yang lebih baik. ia kemudian mengundurkan diri untuk mencoba peruntungan di kerajaan lain. mendengar hal ini Xiao He langsung mengejarnya siang-malam tanpa sempat meninggalkan pesan. tidak sia-sia ia berhasil mengejar dan membujuk sang pemuda untuk kembali.
Liu Bang kaget mengetahui penasihatnya pergi. ketika mendengar Xiao He pulang ia langsung menyambutnya. tetapi tidak lama kemudian menjadi kesal ketika mengetahui bahwa alasan dari kepergian penasihatnya adalah untuk membujuk pulang seorang Han Xin yang bukan siapa-siapa.
Padahal banyak perwira senior atau pengikut lainnya yang juga pergi tetapi Xiao He memilih pemuda tanggung tersebut. sang penasihat tetap berkeras terhadap bakat dan kemampuan Han Xin. walaupun sangsi tetapi Liu Bang memperkenankan sang pemuda untuk mengajukan rencana strategi militer yang ternyata tidak mengecewakan.
Han Xin diangkat sebagai jendral dan Liu Bang menjalankan strateginya melawan 3 jendral Qin yang berbatasan dengannya. dengan tipu muslihat pasukannya berhasil mencetak kemenangan gemilang. membuktikan bahwa strategi yang dibuat olehnya bukan sekedar teori yang terkesan too good to be true. setelah beberapa kemenangan lainnya Han Xin dipercaya memimpin pasukannya sendiri.
Xiao He penasihat raja yang mengejar Han Xin siang malam karena menyadari bakat dari sang pemuda |
Melawan kerajaan Zhao yang berkekuatan 200 ribu pasukan, Han Xin menyanggupi hanya dengan membawa 30 ribu pasukan. ia juga tidak masalah dengan pasukan yang kurang terlatih dan disiplin. walaupun demikian sejak keberangkatannya pasukannya merasa tidak percaya diri.
Pada saat itu nama Han Xin sebagai seorang jendral belum dikenal, usianya baru 27 tahun. para perwiranya pun menyangsikan kemampuannya. untuk mencapai wilayah lawan pasukannya melalui perjalanan jauh dan mengalami kesulitan logistik. situasi menjadi semakin buruk semakin jauh mereka pergi.
Datanglah ratusan ribu pasukan lawan yang berkumpul di seberang sungai. pasukannya menjadi khawatir karena besarnya lawan yang mereka hadapi. tetapi Han Xin dengan tenang memerintahkan mereka untuk sarapan yang ringan saja karena akan ada pesta besar setelah kemenangan hari ini. tidak ada yang percaya tetapi mereka tetap menjalankan perintahnya.
Malam sebelumnya sebagai persiapan perang, Han Xin memerintahkan 2000 orang penunggang kuda dengan panji-panji bendera untuk menyeberang sungai lebih dulu di tempat lain. lalu berjalan memutar menuju perkemahan lawan sedekat yang mereka bisa. mereka diperintahkan untuk bersembunyi dan hanya menyerang apabila lawan terlihat melarikan diri ke arah perkemahan.
Bukan hanya kavaleri, ia pun sudah menyeberangkan 10 ribu orang prajurit di tengah malam untuk membuat parit-parit pertahanan. pagi harinya para pemimpin Zhao tertawa ketika melihat parit di dekat sungai yang dibuat oleh Han Xin. hal tersebut memang menyalahi aturan seni perang yang melarang bertempur dengan punggung menghadap sungai.
Jangan menyeberang sungai untuk bertempur, maksudnya bahaya diserang lawan ketika masih menyeberang |
Dengan membelakangi sungai suatu pasukan memiliki ruang gerak terbatas untuk bermanuver. pasukan juga mudah disudutkan dan bisa hancur tanpa kesempatan untuk mundur dan reorganisasi. gerakan tersebut juga berarti bahwa pasukan tersebut tidak mengharapkan bala bantuan. karena pasukan bantuan harus menyeberangi sungai sebelum bisa mencapai lokasi pertempuran.
Pagi setelah sarapan, Han Xin menggerakan pasukannya untuk menyeberang sungai. mengibarkan panji-panjinya dan menyerang pasukan lawan. tidak lama kemudian pasukannya yang lebih kecil mulai tidak tahan sehingga Han Xin segera menarik mereka mundur ke arah parit pertahanan.
Dikejar oleh lawan, pasukan Han Xin bertahan sekuatnya di parit yang telah disiapkan. karena terjebak tanpa rute kabur yang terhalang oleh sungai maka sembari memaki-maki kesialan dan nasib buruk yang menimpa mereka, para prajurit bertempur mati-matian sekuat tenaga.
Pertempuran berjalan demikian alot sehingga Zhao terpaksa menarik mundur pasukannya untuk reorganisasi dan konsolidasi. tetapi sebelum sempat menyerang mereka dikagetkan oleh keributan di belakang perkemahan mereka yang dipenuhi oleh panji-panji bendera Han Xin. prajurit Zhao mulai panik karena mengira sudah masuk jebakan lawan.
Pergerakan Han Xin mengirimkan kavaleri (hijau) dan infantri (merah) melawan Zhao (biru) |
Melihat kebingungan di tengah pasukan Zhao maka Han Xin dan pasukannya menyerang habis-habisan. para prajurit sadar bahwa cara untuk selamat adalah dengan mengalahkan lawan. tidak akan datang kesempatan kedua. pasukannya juga bersemangat tinggi karena melihat panji-panji mereka di perkemahan Zhao.
Pasukan Zhao karena bimbang tidak bisa sepenuh hati menghadapi serangan frontal dari pasukan Han Xin. akibatnya mereka hancur berantakan. formasi mereka terpecah dan melarikan diri ke berbagai arah yang lalu dikejar satu per satu. para pemimpin Zhao tertangkap atau menjadi korban dalam pengejaran.
Pesta kemenangan yang dijanjikan pun berlangsung dengan meriah. para perwiranya bertanya kepada sang jendral bagaimana mereka bisa meraih kemenangan besar ini yang tampak seperti keberuntungan. Han Xin menjawab bahwa ia adalah seorang jendral tanpa nama dan memiliki pasukan yang tidak disiplin, kurang terlatih dan tidak percaya kepadanya.
Satu-satunya cara membuat mereka semua untuk bertempur adalah dengan menaruhnya ke dalam posisi mematikan, tanpa ada jalan keluar. apabila disisakan rute pelarian pastilah prajurit akan memilih kabur daripada bertempur. dengan meniadakan jalan keluar maka semuanya akan bertempur sekuat tenaga untuk menyelamatkan hidup masing-masing.
Han Xin selalu diperankan oleh aktor keren, padahal aslinya kurang beruntung soal tampang dan karisma |
Pemahaman Han Xin yang demikian tinggi terhadap intisari seni perang membuat namanya selama dua ribu tahun terus menghiasi berbagai dokumen sejarah, baik pembahasan ataupun diskusi tentang ilmu militer. bahkan di jaman modern sekalipun jalannya perang ataupun strategi yang ia ajukan kepada rajanya masih terus menarik perhatian.
Sama halnya dengan kerendahan hatinya. ketika Han Xin sudah menjadi jendral besar ia mencari nenek tua yang sudah merawatnya dan memberikannya hadiah yang berlimpah. tidak lupa ia juga memerintahkan prajuritnya untuk mencari preman yang dulu pernah mencegatnya. betapa takutnya sang preman ketika mengetahui Han Xin adalah anak yang dulu pernah dipermalukannya.
Han Xin yang memilih merangkak, menanggung malu daripada berkelahi dan melanggar hukum |
Bukan hukuman, Han Xin justru menghadiahi sang preman. menurutnya tanpa kejadian tersebut ia mungkin tidak akan pernah belajar untuk menanggung rasa malu sehingga belum tentu bisa meraih sukses. ia memaafkan sang preman dan menjadikannya sebagai perwira. kejadian ini membuat nama Han Xin semakin populer sebagai sosok idola yang terus dikagumi hingga sekarang.
0 Response to "Han Xin, pemuda miskin yang menjadi Jendral pendiri Dinasti Han"
Posting Komentar